Tahun Jawa
merupakan sistem perhitungan waktu yang dibuat oleh Kanjeng Sultan Agung di
Mataram, tepatnya pada hari Jum’at Legi, tanggal 1 Sura (Muharam)
tahun Alip. Peristiwa tersebut bertepatan dengan tahun Saka 1555
dan tahun Hijriah 1043. Dengan kata lain tahun Jawa dimulai pada 1555 Saka,
maka selisih tahun Jawa dengan tahun Hijriah adalah 1555-1043 = 512 tahun.
Tahun Jawa
oleh masyarakat Jawa disebut juga dengan istilah tahun Kurup karena
nama-nama tahun yang digunakan menggunakan huruf Arab. Adapun nama-nama tahun
tersebut, yaitu:
Nama Tahun
|
Umur
|
Alip
|
354 hari
|
Ehe
|
355 hari
|
Jimawal
|
354 hari
|
Je
|
354 atau 355 hari
|
Dal
|
355 atau 354 hari
|
Be
|
354 hari
|
Wawu
|
354 hari
|
Jimakir
|
355 hari
|
Berkaitan
dengan panjang dan pendeknya umur masing-masing tahun Jawa, maka dikenal
istilah tahun wuntu dan tahun wastu. Tahun wuntu untuk
menyebut tahun yang berumur panjang yaitu 355 hari. Sedangkan tahun wastu untuk
menyebut tahun yang berumur pendek yaitu selama 354 hari. Dalam periode
tertentu tahun Je dan Dal dapat bertukar.
Tahun Je dapat menjadi tahun wuntu dan tahun Dal menjadi
tahun wastu. Perbedaan penentuan tahun wastu dan wuntu tersebut
berkaitan dengan penentuan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW pada bulan Mulud
tahun Dal, yaitu grebeg Mulud tahun Dal harus
jatuh pada hari Senin Pon.
Berdasarkan
jatuhnya hari pada tanggal 1 Sura pada tahun Alip, maka masyarakat Jawa juga
mengenal 4 macam tahun Kurup, yaitu:
a.
|
Kurup
Jamangiyah
Adalah nama lain dari tahun Alip jika
tanggal 1 Sura jatuh pada hari Jum’at Legi.
|
b.
|
Kurup
Kamsiyah
Adalah nama lain dari tahun Alip jika
tanggal 1 Sura jatuh pada hari Kamis Kliwon.
|
c.
|
Kurup
Arbangiyah
Adalah nama lain dari tahun Alip jika
tanggal 1 Sura jatuh pada hari Rebo Wage.
|
d.
|
Kurup
Salasangiyah
Adalah nama lain dari tahun Alip jika
tanggal 1 Sura jatuh pada hari Selasa Pon.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar